RAT HUNTER adalah sebuah inisiatif inovatif dalam pengendalian hama tikus di lahan pertanian, khususnya sawah, melalui perbanyakan populasi burung hantu. Program ini memanfaatkan Tyto alba (burung hantu jenis putih) sebagai predator alami untuk mengurangi jumlah tikus yang merusak tanaman padi. Tyto alba dikenal sebagai pemangsa yang efektif, mampu memangsa 6–9 ekor tikus dalam satu malam, sehingga sangat membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh hama tikus di sawah. Sebuah sepasang burung Tyto alba dapat mengamankan area seluas 5–10 hektar dari serangan tikus, menjadikannya solusi alami yang ramah lingkungan.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, kandang karantina disediakan untuk merawat burung hantu yang sakit atau anakan yang masih membutuhkan perhatian khusus sebelum dilepasliarkan. Kandang ini juga berfungsi sebagai tempat perawatan dan pemulihan burung sebelum kembali ke alam liar. Selanjutnya, program ini juga memanfaatkan rubuha, yaitu sarang buatan yang didesain khusus untuk menjadi rumah bagi burung hantu di areal persawahan. Rubuha ini dirancang sedemikian rupa untuk memberikan tempat yang nyaman dan aman bagi burung hantu dalam menjalankan peranannya sebagai pengendali hama alami.
Selain itu, untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para petani serta para pekerja yang terlibat dalam program ini, protokol kesehatan 5 M diterapkan secara ketat. Protokol ini mencakup: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit dan menjaga kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan serta pemeliharaan burung hantu di area persawahan.
Melalui pendekatan ini, RAT HUNTER tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, tetapi juga mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, mendukung keberagaman hayati, dan meningkatkan kesejahteraan petani dengan cara yang lebih alami dan ramah lingkungan.